Ku membuka mataku
perlahan. Bahagia yang tak terukur bagiku datang menjemputku untuk mengawali
hari-hariku. Aku bersukacita menyambut hari baruku denganmu. Aku tau walaupun
ini semua adalah cinta diam-diam (backstreet). Aku minta maaf karena orang
tuaku tak suka jika tau aku sudah menjalin hubungan yang ‘lebih dari teman’
seperti yang kita jalani saat ini.
Lambat laun aku terhanyut
bahagia berada disimu. Menjadi orang nomor satu di hatimu. Menjadi pemilik
hatimu saat ini. Tapi entah mengapa ada keraguan yang datang tentang semua
kisah cinta ini. Aku takut untuk membohongi kedua orang tuaku. Mungkin disisi
ini aku egois dan hanya mementingkan diriku sendiri. Tak peduli akan semua
perasaanmu.
Kita memilih berpisah dan
hanya menjadi seorang teman. Pilihan terbodoh yang kupilih!. Aku tau dan
kusadari bahwa pilihan ini menyulitkanmu. Kau berjanji kau akan menungguku
hingga waktu yang tepat. Aku memegang janjimu itu. Janjimulah yang membuatku tetap bertahan
dengan kesendirianku kini.
Hingga akhirnya kumelihat
ada seseorang baru yang menemanimu dalam
hari-harimu. Aku tak tau siapakah dia dalam hidupmu. Entah itu pengisi hatimu
atau hanya sekedar adik kelas biasa. Semakin lama kumelihat kedekatanmu dengannya,
dan semakin lama ku semakin meragukan janjimu yang akan menungguku.
Kutanyakan semua hal ini
padamu. Memang disini aku terlihat bodoh dan egois. Seakan-akan kau hanya
untukku. Padahal kutau menunggu adalah hal yang paling membosankan. Semain kupertanyakan,
semakin kau menyalahkanku dan menuduhku dengan kedekatanku dengan beberapa pria
lain.
Seperti yang kau ketahui,
hanya dirimulah yang ada dihati ini. Walau memang keadaan yang membuat kita tuk
berpisah. Tak bisa kutahan semua air mata ini hanya karenamu. Saat tak ada lagi
kata yang dapat kulontarkan padamu, hanya tetesan air mata yang berasal dari
dalam hati ini. Aku tak mengerti apa yang akan terjadi setelah ini. Biarkan semuanya
berjalan mengalir seperti air.
Biarkan aku sendiri
dengan bahagia dan duniaku. Dan kamu, silahkan dengan pilihanmu sendiri dan
semoga berbahagia. Tapi kupercaya, jika Tuhan yang merencanakan kita agar
bersatu maka kita akan dapat bersatu seperti dahulu. Bersatu dalam hangat dan
pelukan; yaitu CINTA.
Waktu semakin berlalu. Semakin
kucuboa melupakanmu. Hingga suatu saat kau mengirimiku sebuah pesan singkat
yang membuatku merasa aneh dan heran. Kau menanyakan kabarku dan mengatakan
bahwa selama ini kedekatanmu dengan wanita itu tidak berjalan sesempurna saat
ku dekat denganmu.
Kau juga mengatakan bahwa
kau tak bisa menyangkali bahwa hanya aku yang kau dambakan. Memang sulit saat
kumembaca senua ini. Entah senang atau sedih yang kukeluarkan. Entah tawa atau
air mata yang muncul setelah ini. Oh Tuhan.. mengapa semua menjadi seperti saat
ini. Aku sudah mencoba tuk melupakannya dan membiarkan dia bahagia dengan yang
lain.
Kucoba tuk memaafkanmu
dan menerimamu kembali. Walaupun kita tak berjalan seperti saat kita bersatu
dalam hangatnya romansa cinta. Biarkan semuanya beejalan seiring berjalannya
waktu. Entah kita dapat bersatu kembali atau mungkin kita hanya akan tetap
bertahan hanya dengan sebuah status pertemanan saja.
Tapi aku tetap meyakini
bahwa jika Tuhan yang berkehndak menyatukan kita maka tak akan ada yang dapat
memisahkan kita :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar