“pyarrrr...”
Suara pecahan piring yang ku jatuhkan untuk kesekian
kalinya.
“duhh .. Ane!!! Udah berapa kali sih mama bilang.. kalo cuci
piring itu ati-ati dong..” teriak mama dari ruang tv.
“iya maaaaaaa...” balasku dengan muram.
Kubereskan setiap pecahan beling yang berserakan itu. Setelah
itu aku menuju teras belakang untuk mengambil cucian baju kering yang telah ku
cuci tadi pagi.
“aduhhh...”
Tiba-tiba terdengar teriakan dari dapur. Suara teriakan yang
tak asing bagiku. Ya benar, teriakan itu adalah teriakan “SI PRINCESS AYU”
kakakku Kelly.
Segera aku berlari ke dapur dan melihatnya. Ternyata kakinya
menginjak sisa serpihan piring beling yang tadi kupecahkan. Kakinya hanya
berdarah sedikit. Ya memang sangat sedikit. Itu tidaklah parah bagiku, karena
menurutku itu tak akan merenggut nyawanya.
“aduhhh dekk.. kamu mau bunuh aku apa ha?? Gila kamu!!”
gerutunya sambil berteriak dan merintih seakan-akan dia terkena luka tembak
yang amat sangat parah....
“ya maaf kak.. aku ga sengaja. Tapi kan..” jawabku sambil
membantunya berjalan duduk.
“maaf, maaf aja bisanya.. sakit tau.. tuh kan berdarah..
kamu ini sengaja ya mau celakain aku. Kamu sengaja tinggalin sisa beling ini
biar kena kakiku haa... iya kan?” teriaknya.
“yaelah kak.. Cuma berdarah dikit aja kan.. ga sampe mati
kan? Lagian juga aku ga sengaja buat ngelakuin ini.. ya mungkin tadi masih ada
sisa beling yang tertinggal dan aku tak melihatnya..” jawabku dengan penuh
pembelaan diri.
Ku bantu dia membersihkan lukanya dan memberi obat merah. Setelah
semuanya selesai, di segera beranjak berdiri dan pergi meninggalkanku tanpa
mengucapkan kata “terima kasih” sedikitpun. Aku pun ikut pergi kembali
mengambil jemuran dan meletakkannya ke meja setrika.
Aku heran, mengapa saat kakak berteriak-teriak
membentakku, mengapa mama ataupun papa
datang dan menghampiri kami dan memberikan sedikit pembelaan padaku. Uhh..
semua ini terasa begitu menyebalkan bagiku.
Menurutku semua orang yang ada dirumah ini terlalu mencintai
Kelly, dan mereka begitu sayang pada Kelly. Ya, seperti yang aku tau... Kelly
terlahir tidak normal. Maksudnya berat badannya hanya 1.9 kg aja dan dia gampang
sakit-sakitan. Badannya kurus kering. Setiap makanan yang dimakannya pasti akan
dimuntahkannya kembali. Mungkin itu semualah yang menjadi penyebab mengapa
Kelly begitu disayang papa dan juga mama.
Ya memang benar mama juga sayang padaku tapi sayang itu tak
sebesar sayang mama pada Kelly. Ibaratnya kalo Kelly itu 100% sedangkan aku
hanya 99% aja. Aku merasa itu semua tak adil bagiku. Mama papa selalu
memberikan kebebasan dan kenyamanan hidup untuk Kelly, dan mereka memperlakukan
Kelly seakan-akan Kelly adalah putri raja yang sangat dihargai dan dihormati
dirumah ini. Sedangkan, saat mereka memperlakukanku uhh.. begitu menyebalkan.
“dek... masukin baju-baju aku ke koper, trus ambil laundrian
baju aku di pak aswin, trus alat-alat make up aku siapin juga.. oh ya passport
sama tiket aku juga siapin ya, trus juga bikinin aku telur dadar sama sosis
juga! Aku mau sarapan itu.. siapin sekarang!!!” teriak kak Kelly dari kamarnya.
“iya bentarrr....!!” teriakku sambil mematikan setrika panas
yang menyala.
Inginku lemparkan setrika panas ini kewajahnya yang ayu nan
penuh pesona itu. Tapi apa daya, aku mengerti mana hal yang baik untuk
kulakukan dan mana yang tidak baik untuk kulakukan.
Tiba-tiba ada suara yang menghampiriku
“dekk.. kalo udah ntar bersihin ya halaman depan sama
beresin kamar tidur kakakmu ya. Mama mau beliin camilan buat kakakmu nanti di
pesawat” kata mama dengan entengnya.
“okey maa..” balasku dengan nada malas.
Iyaa i know.. kelly bakalan pergi ke Singapore untuk acara kantornya.
And i know hanya aku yang sedang ada di rumah dan ga ada kerjaan apapun karena
aku telah selesai ujian. Tapi kan bukan berarti semua-semua pekerjaan itu
dilimpahkan padaku begitu saja. Mengapa semuanya harus aku? Mengngapa bukan
Kelly sendiri yang melakukannya? Padahal kan ini juga untuk dirinya..
Ahhh.. inginku bebaskan diri dan lari dari kenyataan ini. Ingin
ku pergi dari rumah ini, karena bagiku ini semua tidak adil. Mama papa selalu
membela kak Kelly. Yang cantik dan selalu mendapat pujian adalah kak Kelly,
sedangkan aku hanya sisanya saja. Begitu tidak adil.
Sering ku mengeluh pada Tuhan dan meneteskan air mata saat
berlutut berdoa padaNya. Tapi entah mengapa semua pertanya dan doa ku tentang
hal ini seakan tak tersampaikan pada Tuhan, dan Tuhan tak mendengarnya.
Malam pun telah tiba, dan terdengar suara dentingan dari
handphone ku. Kemudian ku lihatnya, ternyata ada sms masuk. Segera ku bacanya. Ternyata
itu pesan dari teman sekelasku. Mereka mengajakku untuk ikut pergi ke Jogja. Pikirku
ini adalah kesempatan manis untuk melepaskan kepenatan hidup di rumah yang
penuh dengan tekanan ini. Dan untuk soal biaya tak masalah bagiku karena aku
memiliki uang tabungan dari uang sakuku selama ini.
Dan aku pun meminta ijin pada papa dan mama. Mereka menyetujuinya
walaupun dengan berat hati. Pikirku, aku tau mereka berat untuk melepasku
karena tak akan ada yang menyapu rumah, mencuci baju, mencuci piring,
memandikan kucing Kelly, dan lain lain lain lain lainnya. Tapi aku ingin sekali
untuk pergi ke Jogja dengan teman-teman sekelasku. Dan aku juga ingin
menikmatai masa-masa perpisahan karena sebentar lagi kami akan berpisah untuk
kuliah.
Aku pun pergi bersama teman-temanku. Dan kami tiba di Jogja
pada siang hari. Segera kami menuju hotel dan beristirahat sebentar.
Haha.. senang rasanya danga liburan ini, karena aku tak lagi
mendengar teriakan Kelly yang menyuruhku ini dan itu. Selainitu juga aku tak
mendengar omelan mama yang menomeliku saat menolak perintah kelly, dan juga aku
mendengar kata-kata papa yang selalu ujung-ujungnya membela Kelly.
Aku terlalu sibuk memikirkan pekerjaan rumahku dan juga
keluargaku yang seperti ini, hingga akhirnya aku tak pernah memikirkan dan
mendambakan akan hadirnya sosok pangeran pujaan hati yang sealu memberiku
semangat dalam menjaani hari0hariku yang berat ini.
Aku ingin memiliki pangeran yang seperti itu... argghhhhhhh
Tuhan bantu aku menemukannya :’)
“hei Ne.. ngapain bengong sendiri? Hayoo mikirin siapa
hayo?? Ah kamu itu kan Ratu jomblo sejagat raya, sapa yang kamu pikirin? Haha”
ledek Rulzy yang adalah sahabatku.
“haha engga Rul, ga mikirin siapa-siapa kok.. udah ah.. yuk
kita cari makan sama anak-anak” elakku
Setelah kami pergi mencari makan dan mengelilingi indahnya
kota Jogja, kami kembali ke hotel. Di perjalanan kami bersenang-senang tanpa
memikirkan setiap masalah kita. Baik dari yang jombblo akut sampai yang punya
pacar pun bersenang-senang. Aku bahagia sekali dan bersyukur memiliki teman
sekelas yang seperti ini hehe...
Aku tau aku jomblo, tapi bukan berarti ini akan menghlangiku
untuk bersenang-senang dengan teman-temanku. Dan aku juga percaya bahwa suatu
saat Tuhan akan menjawab semua doaku dan memberiku pasangan yang tepat dan
terbaik untukku seperti yang dirasakan teman-temanku yang lain.
Hari pertama telah kulalui.. Kini menginjak hari kedua. Aku dan
Nelly yang juga sahabatku pergi ke Malioboro untuk sekedar berbelanja. Dan disana
aku bertemu dengan seorang yang sangat tampan dan menwan.. Wowww.. sungguh
seakan doaku terjawab, dan aku merasa sok kePDan hehe..
Pria itu menabrakku dan membuatku terjatuh dan juga beberapa
barang belanjaanku terjatuh berceceran kemana-mana. Dia segera menolongku
seketika itu juga dan membantuku membereskan semua belanjaanku. Oh Tuhan ini
seperti mimpi, atau bahkan ini seperti ftv yang sering kulihat saat ketika aku
menyetrika baju-baju selama ini.
“eh maaf dek.. maaf ya. Kamu ga papa kan?” katanya dengan
lembut.
“ohh iya gapapa, Cuma lecet dikit kok kak..” kataku dengan
agak malu-malu yang alias juga modus hehe.
“yaudah deh syukurlah.. oh ya kenalin, namaku Arjuna. Panggil
aja aku Juna” suaranya yang lembut saat memperkenalkan dirinya.
Oh Tuhan ini semakin seperti sinetron yang setiap hari
tayang. Aku melayang dan bahkan ini seperti mimpi yang nyata. Aku terkagum dan
terpesona.
Setelah itu Juna mengantarkanku dan juga Nelly untuk kembali
ke hotel. Dan beberapa lema kemudian aku dan Juna bertukar nomor telepon. Dan kami
menjadi sangat dekat. Bahkan aku sering memisahkan diri dari teman-temanku
untuk pergi dengan Juna mengelilingi kota Jogja.
Semakin lama dia semakin menunjukkan kehidupannya padaku. Dan
ternyata Juna memiliki kisah yang sama denganku. Namun aku heran, mengapa Juna
masih saja bertahan dengan keluarganya. Dan
satu hal yangmembuatku terkejut, yaitu ..
“aku masih bertahan sama keluargaku karena aku menyayangi
mereka semua. Karena cinta akan keluargaku
lebih besar dari apapun itu.” Jawab Juna
dengan tulus.
Seketika itu juga aku menangis dan terharu dan membuatku
berfikir bahwa iya memang selama ini aku hidup dari keegoisanku sendiri.
padahal sebenarnya mama papaku juga sangat sayang padaku, tapi aku tak
memandang itu semua... Kini aku sadar akan semuanya :’)
Beberapa hari kemudian aku kembali pulang ke Surabaya. Se tibanya
aku dirumah aku hampiri mama dan papa dan juga Kelly, aku peluk mereka. Dan aku
mengatakan bahwa aku mengasihi mereka. Dan mereka pun terheran-heran. Tapi aku
tak menghiraukannya.
Kini aku sadar akan semuanya, aku melakukan semua
kewajibanku sebagai anak. Dan tak akan kuhiraukan lagi setiap teriakan Kelly,
karena aku belajar untuk mengasihi keluargaku. Dan belajar melakukan setiap
pekerjaanku tanpa ada omelan apapun.
Aku sungguh berterima kasih pada Juna karena telah
mengajariku tentang kasih dan cinta pada keluarga. Dan aku berharap bahwa suatu
saat aku akan dapat bertemu dengannya lagi. Dan aku juga berdoa pada Tuhan,
jika aku dan Juna berjodoh, pastilah Tuhan yang akan mengatur semuanya.